a) Umur
Sesuai dengang tingkat
pertumbuhan, pengelompokan ayam broiler bisa dibedakan menjadi 2 fase hidup.
Yakni fase starter: 0 – 4 minggu dan finisher 5 – 8 minggu.
Dalam hal ini, maka penyusunan
ransum pun tingkat kandungan zat-zat makanan yang diperlukan oleh tiap-tiap
kelompok, harus pula disesuaikan.
Lebih jelasnya perhatikan table sebagai
berikut:
Table
1
|
Fase starter
0 – 4 minggu
|
Fase finisher
5 – 8 minggu
|
ME kcal/kg
Protein %
Lemak %
Serat
kasar %
|
2800 – 3000
23 – 24
7
4
|
3000 – 3200
21 – 22
7
4
|
b)
Suhu lingkungan
Suhu ideal bagi broiler ialah 21
– 26oC. jika suhu lingkungan menjadi begitu tinggi; 30oC
misalnya, maka feed comsumption akan menurun. Sebab pada suhu yang tinggi ayam
akan banyak minum dan sebaliknya napsu makan menurun. Lebih-lebih dari daerah
bersuhu udara panas seperti Negara kita yang terletak iklim tropis ini, maka
ransum makanan haruslah disesuaikan dengan kondisi setempat, terutama mengenai
perbandingan kandungan protein dan energy harus seimbang. Ketidakseimbangan
kedua unsure tersebut, akan merugikan, sebab kebutuhan protein dan energy itu
bagi ayam broiler sama pentingnya. Jika di dalam ransum itu kandungan protein
terlampu tinggi, tetapi energinya rendah, maka kelebihan protein tadi akan
dibakar atau diubah menjadi energy. Sebaliknya apabila tingkat energy terlampau
tinggi, maka ayam akan membatasi ransum yang dimakan, sehingga feed consumption
menjadi rendah dan protein yang masuk kedalam tubuh ayam pun rendah, sehingga
pertumbuhan lambat. Sebagai pedoman perbandingan antara energy dan protein
untuk ayam fase:
-
0-4
minggu; 2800 – 3000: 23-24%
-
5-8
minggu; 3000 – 3200: 21-22%
c)
Palatabilitas
dan kualitas bahan makan
Rasa enak/tidaknya suatu ransum
makanan bagi ternak perlu diperhatikan. Palatabilitas makan menjadi rendah
akibat ransum terlalu banyak dedak; beberapa unsure ransum telah rusak, atau
tengik, berjamur.
Itulah sebabnya, maka bahan
penyusunan ransum harus selalu dipilih yang paling segar, bahan yang baru
(fresh) sehingga feed consumption selalu terjamin. Di samping itu tentu saja
perlu dipilih kualitas bahan yang memiliki menu yang memadai.
d)
Kontinuitas
bahan penyusunan ransum
Di dalam suatu penyusunan ransum
perlu dipertimbangkan pula terhadap kontinuitas bahan, sebab apabila bahan
penyusunan ransum itu hanya bisa diperoleh secara musiman, dan selanjutnya pada
musim-musim tertentu tak bisa diperoleh lagi, maka hal ini akan merugikan
ternak.
Sebab bahan-bahan penyusunan
ransum yang pada setiap saat harus selalu diganti akan berpengaruh besar
terhadap laju pertumbuhan, karena mereka pasti stress.