Makanan adalah
salah satu factor utama dalam usaha ternak ayam broiler, lebih-lebih terhadap
laju pertumbuhan dan peningkatan berat badan yang begitu sangat cepat. Dalam
usaha peternakan ada 3 hal utama yang selalu berhubungan dan saling menunjang,
yakni sifat genetis, pemeliharaan, dan makanan; di samping factor lainnya yang tak bisa
diabaikan, yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit serta pemasaran.
Itulah sebabnya,
maka pemilihan bibit yang baik harus diimbangi dengan pemberian makanan yang baik pula. Sifat genetis yang ada pada ayam
broiler seperti pertambahan berat, dan laju pertumbuhan yang begitu singkat itu
hanya mungkin bisa direalisasikan apabila mereka bisa memperoleh makanan yang
bermutu dalam jumlah yang cukup.
Hal ini tidaklah
berarti bahwa jumlah dan mutu makanan yang baik bisa membentuk atau mengubah
seekor ayam yang diproduksi daging dan laju pertumbuhannya rendah menjadi
penghasil daging yang tinggi dalam waktu yang singkat. Melainkan kesalahan dan
kekurangan penyediaan mkan tak bisa mengimbangi pertumbuhan mereka sesuai
dengan sifat genetis yang mereka miliki. Ayam broiler, dan unggas lain serta
manusia, dalam tubuhnya tak dapat membuat zat-zat makanan sendiri. Lain halnya
dengan tumbuhan; tanaman dapat membuat zat-zat makanan yang diperoleh dengan
bantuan udara dan matahari. Tetapi ayam broiler tak bisa, sehingga semua
kebutuhan zat-zat makanan harus dipenuhi dari luar. Kebutuhan zat-zat makanan
yang dimaksud ialah protein, lemak, karbohidrat, vitamin- vitamin, mineral dan
air. Kesemuanya ini disediakan dalam bentuk ransum makanan. Unsur-unsur makanan
yang masuk ke dalam tubuh ini, masing-masing dipergunakan untuk keperluan pokok
hidup seperti aktivitas tubuh, metabolism, pengaturan suhu badan, berjalan, mencerna
makanan dan lain-lain.
Jika kebutuhan zat-zat
makanan setelah dipergunakan untuk keperluan poko hidup ternyata masih ada
kelebihannya, maka kelebihan itu barulah dipergunakan untuk berproduksi dan disimpan. Kelebihan lemak dan karbohidrat
akan disimpan dalam bentuk lemak badan, sehingga ayam menjadi gemuk. Sebaliknya
bila unsur-unsur makanan tadi kurang dari yang diperlukan, dan peristiwa ini
berlangsung terus menerus, maka ayam broiler itu akan mengutamakan kebutuhan
pokok hidup mereka terlebih dahulu. Jika keperluan pokok hidup tadi belum
mencukupi akhirnya cadangang yang ada dalam bentuk lemak badan akan dibakar
untuk keperluan pokok hidup, sehingga ayam menjadi kurus.
Itulah sebanya
maka unsur-unsur yang diperlukan dalam bentuk ransum harus terjamin.