Breaking News
Loading...

Info Post
Latar belakang usaha ayam broiler di zaman modern ini seperti halnya usaha-usaha bisnis lainnya. Yakni bermaksud untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Dunia bisnis adalah dunia yang penuh persaingan. Oleh karena itu dunia usaha ayam broiler pun tidak lepas dari persaingan tersebut. Sehingga dalam hal ini peternak tidak bisa santai, melainkan harus kreatif, mengintensifkan waktu dan segala sarana penunjang yang ada sebaik mungkin. Tentu saja di dalam usaha mengembangkan usaha ayam broiler sebagai benda hidup ini tidak boleh mengesampingkan segi-segi teknis. Adapun segi-segi teknis yang sekiranya menunjang dan perlu mendapat perhatian antara lain:

1)        Siklus produksi

Para peternak perlu mengetahui bahwa menurut sejerahnya, ayam broiler dipiara untuk memperoleh produksi daging yang optimal makan waktu selama 10 minggu. Akan tetapi dengan adanya kemajuan dibidang ilmu, khususnya teknologi peternakan terpadu antara breeding dan feeding akhirnya mampu menghasilkan strain broiler unggul dan makanan bermutu. Hal inilah yang membawa kemajuan usaha broiler yang semula lingkaran produksinya makan waktu 10 minggu. Akhirnya bisa diperpendek menjadi 8 minggu. Bahkan akhir-akhir ini siklus hidup ayam potong lebih pendek lagi, yakni 6-7 minggu. Apabila peternak bisa melaksanakan manajemen dan pengintensifan waktu secara baik akan bisa mencapai suatu sukses yang optimal. Dengan demikian apabila para peternak menghendaki setiap minggu sekali bisa mengeluarakan ayam 100 ekor misalnya, mereka harus bisa menyediakan kandang sebanyak 8 buah dan masing-masing diisi broiler yang umurnya berselisih 1 minggu. Sedangkan sebuah kandang yang kosong dipakai untuk mengistirahatkan unit kandang yang terdiri dari 7 kandang yang selalu aktif dipakai. Sehingga kandang yang kosong tadi bisa dipakai. Sehingga kandang yang kosong tadi bisa dipakai dalam rangka pembersihan kandang secara bergantian.


 


         1                           2                         3                           4



 


         8                          7                          6                           5
Keterangan: kandang nomor 1 sampai dengan 7 selalu isi (aktif dipakai), sedangkan sebuah kandang yang kosong nomor 8 dipakai reserve di dalam mengistirahatkan kandang sesudah dibersihkan.



2)        Biaya makanan

Yang menjadi persoalan ekonomis tidaknya mengenai makanan yang dihabiskan oleh seekor ayam broiler pada setiap harinya, semata-mata bukan ditentukan oleh naiknya harga bahan makanan, melainkan yang memegang peranan penting dalam hal ini ialah perbandingan antara harga kg daging dengan makanan. Pada hari-hari besar tertentu seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru harga daging sangat tinggi, sedangkan harga makanan relatif tidak berubah. Peristiwa semacam inilah maka peternak broiler sangat berkeuntungan. Yakni 6-8 minggu sebelum hari besar tiba, biasanya mereka telah beramai-ramai memperbanyak populasi kandang dengan DOC broiler. Dengan harapan pada hari besar nanti, harga daging meningkat tinggi. Maka dalam hal  semacam ini, peternak harus pandai memanfaatkan suasana yang sekiranya bisa membawa untung. Maka tidaklah mengherankan kalau sering terjadi adanya peternak broiler musiman. Bahkan kadang-kadang banyak peternak yang berspekulasi.

3)        Cara-cara pemberian makan

Cara-cara pemberian makanan yang tidak benar akan menimbulkan terjadinya pemborosan.
Penghematan makan bisa dilakukan dengan cara-cara pemberian makan dengan betul, yakni:
-          Pemberian makan pada tempat makanan yang konstruksinya tidak benar, karena ukuran atau  besar serta kedalaman tempat makanan tadi tidak memadai, maka makanan banyak yang tercecer.
-          Demikian pula cara pengisian makanan yang terlampau meluap atau penuh pun akan sangat merugikan, sebab pemborosan terjadi akibat makanan banyak yang tumpah.

4)        Biaya pencegahan penyakit

Pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti vaksinasi, sanitasi dan penggunaan obat-obatan yang dicampur makan/air minum yang berbentuk feed-supplement dna lain sebagainya. Tetapi pada umumnya para peternak yang belum begitu mahir, segan mengeluarkan uang untuk membeli obat-obatan tersebut guna mencegah terjadinya infeksi. Sehingga kelak bila terjadi wabah peternak akan menderita kerugian berlipat ganda. Sebab peternak akhirnya bukan saja kehilangan uang untuk beli obat dan ongkos dokter, melainkan produksinya pun akan merosot atau sakit dan bahkan lebih fatal lagi, ayam yang tak tertolong akhirnya mati. Dan kalau toh ayam tadi bisa sembuh tetapi ayam-ayam yang habis menderita sakit itu bila dipertahankan sebagai pedaging kurang menguntungkan, sebab konversi makanannya menurun dan bahkna bisa menjadi carrier (pembawa) suatu penyakit. Kesemuanya ini adalah merupakan pemborosan. Dengan demikian pencegahan memegang peranan penting karena akan lebih menghemat biaya.